Ø
Peserta
Seminar Dalam Peringatan Hari Kartini :
1.
Perwakilan
SKPD Terkait
2.
Anggota
DPRD Perempuan
3.
Organisasi
Perempuan
4.
Kepala
Puskesmas
5.
Ketua TP PKK Kecamatan se Kabupaten Pekalongan
6.
Perwakilan TKSK (Tenaga Kesejahteraan Sosial
Kecamatan) Kabupaten Pekalongan
7.
Perwakilan
LSM
8.
Perwakilan
Paguyuban Pemilik Karaoke dan Tempat Hiburan
9.
Perwakilan
Organisasi Pemuda dan Pelajar
Ø Tema
Peringatan Peringatan Kartini ke-133 kali ini adalah : “ Dengan Semangat
Kartini Kita Galang Bersama Gerakan Penanggulangan HIV – AIDS Bagi Perempuan dan Anak di Jawa Tengah.” Seperti
diketahui bersama, permasalahan HIV-AIDS bukan saja menjadi masalah nasional
akan tetapi sudah menjadi masalah global karena lebih dari 40 juta jiwa manusia
yang hidup di dunia telah terinfeksi HIV. Di Indonesia tidak ada propinsi yang
dinyatakan bebas dari HIV dan AIDS, bahkan diperkirakan saat ini HIV dan AIDS
sudah menjangkit di lebih dari separuh Kabupaten/kota di seluruh Indonesia
termasuk Kabupaten Pekalongan.
Dalam Seminar kali ini hadir sebagai nara sumber utama adalah Praktisi HIV-AIDs Rumah Sakit Dr Karyadi Semarang, dr. Muchlis Achsan Udji Sofro, Sp.OG Tim
HIV-AIDS RSUP Dr Kariadi-FK UNDIP dan Nara Sumber Pendamping dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan, Suwondo,Kasi PM dan selaku Moderator , Yulius Kabid PM, Dinkes kab. Pekalongan.
Hadir juga seorang ibu rumah tangga penderita HIV (ODHA) yang menyampaikan Testimoni, kronologis mengapa dirinya menderita HIV, yang ternyata tertular dari suami, dan diketahui setelah suaminya tersebut meninggal dunia. Sebelumnya diketahui hanya tifus, namun setelah dirinya mengalami demam tinggi juga satu dari 3 anaknya setelah dirujuk ke RS Kariadi dan dites dengan hasil positif HIV, padahal yang bersangkutan hanya berhubungan dengan suaminya.
Dalam kesempatan ini diberikan juga bantuan sosial dari Pemerintah Daerah kepada beberapa orang ODHA, yang secara simbolis diterima oleh seorang ODHA yang berkenan memberi testimoni.
Pada acara istirahat juga dimeriahkan dengan suguhan Tarian Tradisonil Jawa: Wira Pertiwi, yang menggambarkan para Srikandi yang memiliki semangat juang , ditampilkan oleh 5 penari binaan dari DKD (Dewan Kesenian Daerah) Kabupaten Pekalongan yang kini diketuai oleh Bapak Heru Utomo, M.Pd.
Ø Menurut
perkiraan UNAIDS di dunia ini setiap hari terdapat lebih dari 5.000 orang
pengidap baru HIV dan AIDS yang berusia antara 15-24 tahun, hampir 1.800 orang
yang hidup dengan HIV positif di bawah usia 15 tahun tertular dari ibunya,
serta sekitar 1.400 anak di bawah usia 15 tahun meninggal akibat mengalami fase
AIDS. Data ini menunjukkan kepada kita betapa besar risiko yang dihadapi
kelompok penduduk usia muda saat ini. Banyak faktor penyebab terjadinya epidemi
yang begitu cepat, antara lain faktor globalisasi dimana arus informasi dan
mobilitas penduduk begitu cepat menembus antar negara di dunia. Sementara
ikatan kekeluargaan, nilai-nilai budaya dalam masyarakat dan ketaatan beragama
sudah mengalami erosi yang berakibat pada kurang diterapkannya fungsi-fungsi
keluarga.
Ø Di
Indonesia bedasarkan data dari Kementerian Kesehatan sampai pada triwulan kedua 2011 sebanyak
6.087 kasus baru HIV. Sampai akhir Juni 2011 secara kumulatif jumlah kasus AIDS
tercatat sebanyak 26.483 kasus. Disamping itu Indonesia juga tergolong sebagai
negara dengan epidemi HIV dan AIDS terkonsentrasi , dimana pada wilayah-wilayah
tertentu prevalensi populasi sudah mencapai 5 persen atau lebih.
Ø Jumlah
remaja di Indonesia semakin meningkat dan saat ini sekitar 28 – 30 % penduduk
adalah remaja yang berusia 15-24 tahun. Masa remaja merupakan masa transisi
antara kanak-kanak dan dewasa. Sifat kepribadiannya masih labil karena masih
mencari jati diri, sehingga rentan terhadap berbagai godaan dalam lingkungan
pergaulannya. Mereka cenderung ingin tahu dan mencoba-coba apa yang dilakukan
oleh orang dewasa. Kematangan seks yang lebih cepat dengan dibarengi makin
lamanya usia untuk menikah menjadi salah satu penyebab meningkatnya jumlah
remaja yang melakukan hubungan seks pranikah. Dengan demikian, remaja dianggap
sebagai kelompok yang mempunyai risiko secara seksual maupun kesehatan
reproduksinya, dengan konsekuensi diantaranya terjadinya kehamilan yang tidak
diinginkan (KTD), tindakan aborsi, terinfeksi penyakit menular seksual (IMS)
bahkan terjangkit HIV/AIDS.
Ø Angka
HIV/AIDS saat ini menunjukkan adanya peningkatan ibarat “Phenomena gunung es”.
Diperkirakan di Kabupaten Pekalongan ada sekitar 151-400 orang penderita
HIV/AIDS. Di Kabupaten Pekalongan sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2012
dilaporkan terdapat 64 kasus HIV/AIDS dengan proporsi jumlah AIDS sebanyak 43
(.67%), sebagian besar (59 %) kelompok wanita dan 55.% sudah meninggal. Dilihat
dari kelompok penderita yang terbesar pada kelompok umur 25- 34 tahun yaitu
sebanyak 52 %. Sedangkan bila dilihat dari pekerjaan penderita ternyata yang
paling banyak adalah ibu rumah tangga yaitu sebesar 22 % disusul kelompok
pekerja seks komersial sebesar 20 %.
Ada sekitar 12 % anak di bawah usia 15
tahun yang sudah menderita HIV/AIDS yang berasal dari ibunya dengan usia
terendah anak umur 18 bulan.
Ø Pergaulan
bebas, berganti-ganti pasangan, hubungan seks yang tidak aman, kurangnya akses
informasi dan layanan reproduksi bagi remaja merupakan faktor yang menjadi
permasalahan sehingga kasus HIV-AIDS di kalangan usia muda sangat tinggi. Oleh
karena itu kita harus segera bertindak
dengan memutus mata rantai penularan agar jumlah penderita tidak semakin
bertambah karena dapat membahayakan generasi muda masa depan bangsa.
Ø Melihat
tingginya prevalensi HIV-AIDS saat ini, HIV-AIDS bukan hanya masalah medik dari
penyakit menular semata, tetapi sudah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang
sangat luas, menyangkut aspek sosial, budaya dan psikologis. Oleh karena itu,
penanganannya juga harus berdasarkan
pendekatan kesehatan masyarakat. Untuk
itu pemerintah harus segera bertindak dalam upaya penanggulangan HIV-AIDS
dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat.
Ø Dalam kesempatan
yang baik ini kami menekankan hal-hal sebagai berikut :
1.
Perlu adanya peranan wanita dalam meningkatkan ketakwaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk membentengi keluarga kita dari penyakit
HIV/AIDS
2. Diperlukan sebuah upaya bersama untuk
meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan
kesadaran masyarakat luas tentang fenomena HIV/AIDS.
3. HIV-AIDS Penyakit Menular Yang bisa dicegah penularannya
Ø Dengan pengetahuan dan pemahaman masyarakat yang
lebih baik, diharapkan stigma dan diskriminasi terhadap orang yang terinfeksi
HIV akan semakin berkurang sehingga akan mendorong orang untuk terbuka dan
berani mengetahui status HIV-nya. Situasi seperti ini serta merta akan
memudahkan upaya pemetaan perkembangan pendemi AIDS sehingga upaya
penanggulangan dan pencegahannya pun akan lebih tepat dan cepat.
3. HIV-AIDS Penyakit Menular Yang bisa dicegah penularannya
¡Caranya:
§Jangan melakukan
hubungan sex sebelum menikah
§Jika akan menikah
sebaiknya Tes HIV dulu
§Setelah menikah: setia
pada pasangan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar