Selasa, 04 Desember 2012

Pelatihan Ketrampilan Bagi Kelompok Usaha Perempuan

     

Pemberdayaan perempuan memiliki bidang garapan yang luas. Salah satu bidang yang menarik untuk dibahas adalah pemberdayaan ekonomi bagi perempuan. Sebenarnya, banyak fakta yang menunjukkan bahwa dalam pembangunan, perempuan seringkali menjadi pihak tertinggal. Padahal, terdapat dua indikator keberhasilan pembangunan. Yang pertama, akses dan kontrol akan pembangunan bisa dilakukan atau didapatkan perempuan dan laki-laki. Yang kedua, hasil pembangunan bisa diterima oleh perempuan dan laki-laki secara adil, proporsional, dan berkelanjutan, baik di areal publik atau domestik.

Keberdayaan perempuan di bidang ekonomi adalah salah satu indikator meningkatnya kesejahteraan. Saat perempuan menjadi kaum terdidik, mempunyai hak-hak kepemilikan, dan bebas untuk bekerja di luar rumah serta mempunyai pendapatan mandiri, inilah tanda kesejahteraan rumah tangga meningkat. Lebih dari seabad lalu telah dikemukakan Kartini, bahwa tiap perempuan mesti memiliki kemandirian secara ekonomi, agar dirinya punya kuasa dan posisi dalam hubungan domestik, keluarga, dan lingkungan sosial.
Mengapa penguatan dan optimalisasi perempuan secara berkesinambungan dalam kehidupan ekonomi merupakan hal yang sangat penting? Kita bisa melihat fakta dan data bahwa perempuan sangat sering menjadi pihak yang lemah, kalah, dan termarginalkan terutama di bidang ekonomi. Kualitas penduduk perempuan yang kurang menggembirakan merupakan akibat dari pendekatan pembangunan yang belum mengindahkan kesetaraan dan keadilan gender. Ini semua berawal dari diskriminasi terhadap perempuan yang menyebabkan perempuan tidak memiliki akses, kesempatan, dan kontrol atas pembangunan, serta tidak memperoleh manfaat dari pembangunan yang adil dan setara dengan laki-laki.
Hal ini tentunya akan menyebabkan dampak dan akibat baik bagi perempuan itu sendiri maupun bagi lingkungan keluarga dan sekitarnya. Kemiskinan ekonomi perempuan menjadi salah satu akar utama terjadinya kekerasan. Kesimpulan semacam ini pernah dinyatakan pelapor khusus PBB Radhika Coomaraswamy.






Pada bulan Nopember ini SubBidang Pemberdayaan Perempuan, BPMPKB Kabupaten Pekalongan, melaksanakan kegiatan berupa pelatihan sekaligus pemberian bantuan  dalam rangka peningkatan kapasitas dan kualitas perempuan di bidang ekonomi. 


No.
Kelompok Usaha/Perempuan di daerah

Pelatihan
Bantuan yg diberikan

Keterangan
1.
Desa Kemplong, Wiradesa
Pengembangan kerajinan bahan daur ulang dari kemasan plastic
Ø 4 buah mesin Jahit
Instruktur dari tenaga terlatih desain, guru-guru SMKN 1 Kota Pekalongan














2.
Desa Wonosari, Siwalan
Pembuatan Sablon kemasan makanan ringan
Ø 3 set Alat Sablon Plastik
Ø 20 buah plangkan sablon
Ø 3 buah Sealer/Alat press plastik
3.
Desa Pecakaran Kecamatan Wonokerto
Pengolahan ikan laut menjadi abon ikan, naget, bakso
Ø 3 Mesin Penggilingan daging
Ø 3 Press Abon
4.
Desa Karangdadap Kecamatan Karangdadap
Pembuatan Hantaran Lamaran kemanten
Ø 20 set bahan praktek

 




Dalam melaksanakan program ini, SubBidang Pemberdayaan Perempuan, BPMPKB Kabupaten Pekalongan menekankan pada 5 aspek, yaitu:
1.        Pengembangan Kapasitas dan Karakter.
Dalam program ini dilakukan kegiatan-kegiatan pelatihan wirausaha secara komprehensif, mulai dari motivasi berusaha, manajemen usaha, dan hal lainnya seputar kewirausahaan untuk perempuan.
2.        Konsultasi dan Pendampingan
Setelah face pelatihan, para perempuan kemudian mendapatkan konsultasi dan pendampingan usaha untuk bisa menguatkan dan meng-upgrade kapasitas serta kualitas usahanya di masa depan.
3.        Organisasi
Sebagai individu ataupun kelompok usaha, perempuan sangat membutuhkan penguatan di bidang organisasi bisnisnya. Di tahapan ini diharapkan para perempuan yang berwirausaha mampu menjalankan bisnisnya dengan aturan yang berlaku dan memiliki visi yang jelas.
4.        Pasar
perempuan mendapatkan pengetahuan mengenai upaya membuka dan membangun pasar untuk produk-produk yang telah dimiliki.
5.        Jejaring
Diharapkan perempuan dan kelompok usaha perempuan mampu menemukan, membuat, dan menguatkan jaringan sosial untuk usahanya.

Melalui kegiatan pelatihan ketrampilan ini dapat  menumbuhkan wawasan dan pengetahuan untuk menghasilkan produk dengan kualitas yang memadahi sesuai dan memiliki daya jual yang tinggi. Pemberian bantuan peralatan usaha yang telah diberikan oleh BPMPKB Kabupaten Pekalongan kepada kelompok , dapat menambah pendapatan keluarga menuju keluarga sejahtera.
Daftar penerima bantuan sebagai berikut :
 
No.
Kelompok Usaha
Bantuan yang diterima
1.
Kelompok Usaha “Bugenvil”, Desa Kemplong Wiradesa
Ø 4 buah mesin Jahit
2.
Kelompok Usaha Perempuan “Lestari”, Desa Wonosari Siwalan
Ø 3 set Alat Sablon Plastik
Ø 20 buah plangkan sablon
Ø 3 buah Sealer/Alat press plastik
3.
Kelompok Usaha perempuan “Mekar Ceria” Karangdadap
Ø 20 set bahan praktek
4.
Kelompok Usaha Perempuan “Ulam Sari”, Wonokerto
Ø Mesin Penggilingan daging
Ø 3 Press Abon

 Dalam pelaksanaan kegiatan ini ada beberapa kendala dan permasalahan yang dihadapi seperti :
  1. Pengembangan Kapasitas dan Karakter.
    Dalam pelatihan wirausaha secara komprehensif, mulai dari motivasi berusaha, manajemen usaha, dan hal lainnya seputar kewirausahaan untuk perempuan, mengalami kesulitan dalam mencari nara sumber yang benar-benar memiliki pengalaman usaha dari kecil dan mau/ada waktu untuk berbagi.
  2. Konsultasi dan Pendampingan
    Setelah face pelatihan, telah direncanakan selanjutnya kita akan memberikan konsultasi dan pendampingan usaha untuk bisa menguatkan dan meng-upgrade kapasitas serta kualitas usahanya di masa depan. Namun anggaran untuk pendampingan ini belum optimal tersedia.
  3. Organisasi
    Para peserta masih mengalami kesulitan untuk mengorganisasikan usaha secara kelompok. Mereka belum bisa memanfaatkan jaringan, namun masih menganggap sebagai saingan
  4. Pasar
    Pasar bagi produk mereka masih di lingkungan sekitar
  5. Jejaring
    Diharapkan perempuan dan kelompok usaha perempuan mampu menemukan, membuat, dan menguatkan jaringan sosial untuk usahanya. Upaya ini mengalami hambatan dalam pengembangan jejaring atau masih adanya keengganan memanfaatkan jaringan yang telah ada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar