Rabu, 12 Agustus 2015

Kab. Pekalongan meraih Penghargaan KLA MADYA




Pada  Peringatan Puncak HAN th 2015 yang dilaksanakan kemarin Selasa, 11 Agustus 2015 di Istana Kepresidenan Bogor, dihadiri Presiden RI, Bapak Joko Widodo beserta Ibu Iriana Joko Widodo dan Ibu Mufidah Yusuf Kalla dan dihadiri oleh Menteri-Menteri Kabinet kerja seperti Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohanna Yembise, Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan, Menpora Imam Nahrawi, Menkominfo , para tokoh nasional peduli anak, Forum Anak Nasional dari perwakilan seluruh provinsi di Indonesia, Gubernur dan Bupati/Walikota penerima penghargaan KLA beserta  Kepala Badan/Dinas yang menangani urusan Perlindungan Anak juga 2000 anak Indonesia lainnya.



Menteri PPPA Yohanna Yembise selaku ketua panitia menyampaikan laporan penyelenggaraan Puncak Hari Anak Nasional 2015, mengatakan, peringatan HAN merupakan momen untuk memperkuat posisi dan keberadaan anak sebagai generasi penerus sekaligus tongkat estafet kepemimpinan bangsa di masa yang akan datang. Seluruh anak Indonesia adalah anak kita semua, sehingga menjadi kewajiban kita semua untuk memastikan tidak ada diskriminasi dan kekerasan yang menimpa mereka.


Meskipun peringatan HAN baru dilaksanakan pada Agustus, namun hal ini tidak mengurangi antusiasme dan keceriaan anak-anak. Untuk tahun ini, HAN yang diperingati setiap 23 Juli, mengangkat tema "Wujudkan Lingkungan dan Keluarga Ramah Anak".


 Sekitar 2000 anak Indonesia hadir dalam acara itu. Di depan Presiden dan para menteri, duta anak dari seluruh Indonesia menyampaikan suara anak Indonesia untuk pemerintah. Deklarasi tersebut berisi delapan hal, antara lain jauhkan anak Indonesia dari rokok, minuman keras (miras) dan narkoba; tingkatkan pendidikan karakter; perhatikan pendidikan anak di daerah pelosok; lindungi anak dari kekerasan, diskriminasi, dan eksploitasi; perhatikan anak di daerah rawan bencana dan konflik; hargai pendapat anak. Deklarasi ini merupakan hasil dari pertemuan Forum Anak Nasional (FAN) 2015 yang telah berlangsung selama 3 hari sebelum puncak peringatan HAN hari ini. Suara anak-anak ini murni keluar dari hati nurani mereka, sehingga pendapatnya mulai didengar dan diikutkan dalam Musrenbangdes. Hal ini juga teraktualisasi di Bappenas, di mana dalam merumuskan RPJMN 2014-2019, Bappenas juga melibatkan anak sebagai cermin hak partisipasi anak. Menjamin terpenuhinya hak partisipasi anak akan berdampak positif terhadap proses tumbuh kembang mereka. "Anak yang aktif proses tumbuh kembangnya lebih positif daripada anak yang pasif. Anak yang aktif lebih resisten terhadap kemungkinan menjadi korban kekerasan, pelecehan dan diskriminasi," kata Wahyu.



Pada puncak peringatan HAN kali ini, Presiden berdialog dengan anak. Jokowi juga membagikan sepeda bagi mereka yang bisa menjawab pertanyaan.
Kepada anak-anak yang datang dari seluruh pelosok Tanah Air ini, Presiden berpesan agar rajin belajar, beribadah dan olah raga supaya sehat.


Selain itu, Presiden juga memberikan penghargaan kepada kepala daerah kota/kabupaten yang menginisiasi Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA). Kategori Nindya diberikan kepada 3 daerah, Madya 24, dan Pratama 50 daerah. Penghargaan khusus diberikan kepada kepada 5 gubernur sebagai penggerak pengembangan KLA, yaitu Yogyakarta, DKI Jakarta, Bali, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.




Kabupaten Pekalongan adalah Salah satu penerima Penghargaan KLA 2015 dengan Kategori MADYA. Pada tahun 2013 menerima Penghargaan KLA dengan kategori Pratama.  Peningkatan ini merupakan hasil evaluasi selama 2 tahun (2013-2015)yang dilakukan Kemen PPPA, karena Kab Pekalongan telah melakukan banyak integrasi program pembangunan yang meliputi pengintegrasian komitmen dan sumberdaya pemerintah, masyarakat dan dunia usaha yang terencana secara menyeluruh dan berkelanjutan untuk memenuhi hak anak dan perlindungan anak yang berbasis sistem, yang ditunjukkan dengan meningkatnya layanan 31 indikator KLA dalam Penguatan kelembagaan dan 5 klaster pengembangan KLA , yaitu:
-Penguatan Kelembagaan, antara lain :
ü  Berfungsinya Gugus Tugas KLA dalam fasilitasi perencanaan program di masing2 SKPD melalui 3 kali Rakor setiap tahun,
ü  Ditetapkannya bebrapa Perda seperti No 8/2009 ttg Administrasi Kependudukan; No 3/2013 ttg Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Daerah; No.  8/ 2014 ttg Penyelenggaraan Pendidikan;  No. 4/2014 ttg Penyelenggaraan Perlindungan thd Korban kekerasan Berbasis Gender dan Anak,
ü  Perbup No 42/2013  ttg Rencana Aksi Daerah dalam percepatan perwujudan  KLA; No 23/2014 ttg Pedoman Pemberian layanan Terpadu pd PPT; No. 2/2012 ttg Peningkatan  Pemberian  ASI dlsb.
ü  Juga meningkatnya Anggaran yg berpihak pada PUHA (Pengarus utamaan Hak-Hak Anak), 
ü  Meningkatnya Jumlah SDM Terlatih KHA (Konvensi Hak Anak) serta Meningkatnya peran serta masyarakat dan Dunia usaha dalam Pemenuhan Hak dan Perlindungan Anak.
ü  Meningkatnya Jumlah Kegiatan Inovatif , seperti :
·         Jumlah MoU dg Perusahaan se Kabupaten Pekalongan dlm rangka penguatan kelembagaan di bidang layanan pengaduan korban kekerasan berbasis gender dan anak, Pendataan ABK (Anak Berkebutuhan Khusus),
·         MoU dg perusahaan untuk membuat ruang laktasi;
·         Meningkatnya Jumlah SRA (Sekolah Ramah Anak)
·         Meningkatnya PRA (Puskesmas Ramah Anak).
·         Kegiatan Kajen Bergemuruh dg penampilan drumband 10.000 siswa mengasah kreativitas anak 
-       Peningkatan upaya pembangunan integrasi di 5 Klaster :
a.    Hak Sipil dan kebebasan , al:
·         Meningkatnya jumlah kepemilikan akta kelahiran anak dari 45,57% pada tahun 2013 menjadi 94,49% di tahun 2014
·         Meningkatnya jumlah Taman Baca dan jumlah Buku
·         Adanya Forum Anak tk Kab. Yg ikut dalam Musrenbang dan disampaikan suaranya
b.    Lingkungan Keluarga dan Pengasuhan alternatif , a.l:
·         tersedianya dan berfungsinya lembaga konsultasi keluarga, dan panti asuhan serta ponpes dalam pengasuhan anak
·         Menurunnya jumlah perkawinan Pertama di bawah 18 th
c.    Kesehatan Dasar, dan Kesejahteraan, a.l :
·         menurunnya AKB,  ;
·         menurunnya prevalensi gizi buruk pada balita
·         meningkatnya presentase asi eksklusif dari 3,02% menjadi 34,74%,
·         Meningkatnya jumlah PRA (Puskesmas Ramah Anak)
·         meningkatnya jumlah LKSA (Lembaga Kesejahteraan social Anak)
. Meningkatnya jumlah PIK KRR (Pusat Informasi Konseling Kesehatan Reproduksi remaja)
d.    Pendidikan, Waktu luang dan Seni Budaya
·         Meningkatnya APK di semua jenjang pendidikan
·         Meningkatnya jumlah SRA (Sekolah Ramah Anak)
·         Meningkatnya keterlibatan anak dalam kegiatan seni Budaya
e.    Perlindungan Khusus
·         Tersedianya PPT (Pusat Pelayanan Terpadu)
·         Meningkatnya kepedulian penanganan bencana










·        

Tidak ada komentar:

Posting Komentar