Jumlah remaja berdasarkan sensus penduduk 2010 adalah kurang lebih 64
juta atau sekitar 27,6 % dari total penduduk Indonesia. Remaja dan segala
permasalahannya adalah issue strategis untuk pembangunan nasional mengingat
jumlah usia remaja (10-24 tahun) cukup besar, yang merupakan cikal bakal
penduduk produktif yang akan berkontribusi dalam memanfaatkan peluang bonus
demografi. Atas dasar itulah remaja perlu dipersiapkan menjadi generasi yang
produktif yaitu remaja yang menyelesaikan pendidikan, berkarier dalam
pekerjaan, merencanakan berkeluarga, berpartisipasi dalam masyarakat, serta
mempraktikan hidup sehat.
Jumlah dan proporsi remaja yang besar tersebut, akan mempengaruhi jumlah
penduduk di masa mendatang, ketika sebagian dari generasi ini akan segera
memasuki masa reproduksi. Data SDKI 2007 menunjukkan bahwa median usia kawin
pertama perempuan di Indonesia masih realatif muda (19,8 tahun). Masih
rendahnya median usia kawin pertama perempuan ini akan berakibat pada tingginya
angka Total Fertility Rate (TFR) yang saat ini berada pada angka 2,6 (SDKI
2012), yang akan diturunkan menjadi 2,1 pada tahun 2014.
Terkait dengan data pernikahan diusia dini, 34,5 % dari 2.049.000
perkawinan yang ada adalah tergolong perkawinan anak (Bappenas : 2008). Data
Riset Kesehatan Dasar (2010) menunjukan bahwa pernikahan usia 15-19 tahun
mencapai 41,9%, bahkan pernikahan pada usia 10-14 tahun sebesar 4,8 %.
Selanjutnya hasil penelitian yang dilakukan oleh Plan Indonesia (2011) tentang
pernikahan dini dan KDRT di 8 kabupaten di Indonesia (Indramayu, Grobogan,
Rembang, Tabanan, Dompu, Timor Tengah, Sikka dan Lembata) menemukan bahwa 33,5
% anak usia 13-18 tahun pernah menikah, dan rata-rata mereka menikah pada usia
16 tahun. Serta 44 % anak perempuan yang menikah dini mengalami KDRT dengan
frekuensi tinggi, dan sisanya 56% dengan frekuensi rendah.
Jumlah kasus HIV dan AIDS yang dilaporkan 1 Januari sampai dengan 30
September 2012 adalah 15.372 untuk HIV dan 3.541 untuk AIDS. Sedangkan secara
kumulatif, kasus HIV dan AIDS sampai dengan 30 September 2012 adalah 92.251
untuk HIV dan 39.434 untuk AIDS (Kemenkes, September 2012). Data ini merupakan
fenomena gunung es artinya data tersebut hanya yang dilaporkan. Sedangkan
menurut BNN tahun 2012, total tersangka penyalahgunaan Narkoba adalah 32.743.
Dari jumlah tersebut 1.944 adalah mereka yang berada pada kelompok usia 16-19
tahun dan kelompok usia 20-24 tahun 5.057.
Salah satu uapaya yang dilakukan untuk mengatasi dan merubah berbagai
kondisi di atas adalah melalui pendewasaan usia perkawinan yang dikemas dalam
Program GenRe. Melalui program GenRe ini remaja diberikan pengetahuan dan
pemahaman tentang perlunya menunda usia perkawinan dilihat dari sudut pandang
kesehatan, psikologis dan ekonomi serta kependudukan sehingga akan mengubah
sikap dan perilaku.
Dengan latar belakang di atas maka kegiatan sosialisasi program
GenRe bagi siswa SLTA sangat
diperlukan.
Untuk itu BPMPKB menyelenggarakan kegiatan " Sosialisasi Program GENRE Bagi SLTA di kabupaten Pekalongan", pada Rabu, 14 Mei 2014 lalu di SMK Ar Rohman Watusalam Buaran Pekalongan, dan diikuti oleh 125 siswa SMKdengan perinciannya sebagai
berikut :
1. SMK N 1 Karangdadap : 20 Orang
2. SMK Islamiyah Sapugarut : 20 Orang
3. SMK Ar Rahman Watusalam : 45 Orang
4. SMK Muhamadiyah Bligo : 20 Orang
Kegiatan ini bertujuan :Tercapainya
generasi yang memiliki perencanaan dan kesiapan dalam pembentukan keluarga
kecil bahagia dan sejahtera melalui peningkatan median kawin pertama khususnya
bagi perempuan. Dengan tujuan khusus:
1. Peserta memahami dan mempraktikan pola hidup sehat dan
berahlak.
2. Peserta memahami dan mempraktikan pola hidup yang
berketahanan.
3. Peserta memahami dan mempersiapkan diri menjadi
Generasi Berencana Indonesia.
Adapun materi yang disampaikan ada 4, yaitu: Kebijakan Program Generasi Berencana, PUP (Pendewasaan Usia Perkawinan), Triad KRR dan Pengelolaan PIK Remaja. Dan selaku nara sumber adalah Kabid Keluarga Sejahtera, Drs. Kusbiyanto dan Kasi Kesehatan dan perlindungan Hak-hak Reproduksi , Ahmad Zaenuddin Edy, SE.
Kegiatan ini dibiayai dari Anggaran DIPA Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah tahun
2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar