Dalam rangka ulang tahunnya yang pertama SPI (Serikat Perempuan
Independen), organisasi perempuan di Kabupaten Pekalongan yang baru
mencari bentuk dan sasaran garapan aktifitasnya, Kamis 6 Oktober 2011
menyelenggarakan 'Dialog Publik'. Dialog publik ini dengan mengundang 2
nara sumber dari Pemerintah Daerah, yang sedianya berharap Wakil Bupati
namun diwakilkan kepada Kabag Hukum Endang Murdi, SH dan dari BPPKB
yang diwakili oleh Kabid PPPA, Dra. Siti Masruroh, M.Si., dan selaku
moderator Ir Beny Diah , M.P dosen Fakultas Perikanan UNIKAL.
Hadir dalam kegiatan ini bebrapa perwakilan organisasi perempuan yang
telah tergabung di GOW (Gabungan Organisasi Wanita), seperti TP PKK,
Bhayangkari, Kerta PWRI, Harpi, Iwapi dll, juga beberapa LSM seperti
FLP, TIRAI, Teratai, PMPCL, LKMWP, FPLS, GAKOSH, dan JPM.
Dalam kesempatan kali ini
saya menyampaikan tentang perlunya dukungan dan partisipasi masyarakat
dalam pembangunan, khususnya dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat yang dapat dilihat dari angka IPM (Index Pembangunan
Manusia) yang diraih, ynag faktor penentunya adalah tingkat
kesehatan/harapan hidup, pendidikan/angka melek huruf dan rata-rata
lama sekolah, ekonomi/pengeluaran per kapita. Dan berdasarkan delapan
tujuan MDG's seluruh indikator kemiskinan sangat berkaitan erat dengan
masalah kualitas hidup perempuan dan kesenjangan gender di berbagai
bidang dan pemberdayaan perempuan. Adapun kewajiban Pemda dalam
program-program pemberdayaan perempuan dengan target : mengurangi
kesenjangan gender, memberikan perlindungan terhadap peempuan dan
meningkatkan kualitas hidup perempuan di bidang ekonomi, kesehatan,
pendidikan, hukum, politik, sosial budaya dan lingkungan hidup.
Dan Bu Endang banyak
menguraikan tentang pengarusutamaan gender yang perlu dukungan dari
para laki-laki sebagai partner, suami atau pengambil kebijakan.Karena
pada prinsipnya perempuan dan laki=laki tidak ada bedanya di mata
Allah, dan memiliki potensi yang sama. Namun perempuan perlu mengambil
kesempatan yang ada dengan didukung pengembangan kapasitas. Untuk itu
peran keluarga dan pendidikan sangat signifikan.
Dalam kesempatan dialog banyak masukan yang diberikan kepada SPI maupun BPPKB terutama
dari LSM yang hadir. Masukan-masukan tersebut terkait anggaran yang
diperoleh dari berbagai sumber asal konsep kegiatan jelas sasarannya,
peran permpuan dalam memberdayakan diri, maupun peran perempuan dalam
menjaga lingkungan hidup. Semoga bermanfaat bagi peningkatan peran
serta partisipasi masyarakat melalui peran organisasi perempuan dan LSM
yang peduli terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat.. (SM)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar